THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 25 Maret 2011

Hubungan Timbal Balik Antara Manajemen Organisasi dan Tata Kerja

A. Pengenalan Terhadap Manajemen, Organisasi dan Tata Kerja
Pengertian manajemen adalah proses kegiatan dan pendayagunaan sumbersumberserta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.
Istilah organisasi dapat diartikan sebagai : Wadah sekelompok manusia untuk saling bekerja sama
Proses : pengelompokan manusia dalam suatu kerja sama yang efisien
Sedangkan istilah metode tersebut berarti suatu tata kerja yang dapat mencapai tujuan secara efisien.
Pengertian organisasi dan metode secara lengkap adalah :
Rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkan.
Sedangkan, tata kerja merupakan cara untuk melaksanakan kegiatan itu dengan benar dan berhasil sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia guna mencapai tingkat efisiensi yang maksimal.

B. Fungsi Manajemen Organisasi
Manajemen pada hakekatnya merupakan proses kegiatan seorang pimpinan
(manajer) yang harus dilakukan dengan mempergunakan cara-cara pemikiran yang rasional maupun praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kerja sama dengan orang lain sebagai sumber tenaga kerja tanpa mengabaikan sumber-sumber yang lain dan waktu
yang tersedia dengan cara yang setepat-tepatnya.
Kegiatan manajemen dan aplikasinya dalam organisasi dan metode:
a. Planning (perencanaan)
Merupakan proses kegiatan pemikiran, dugaan dan penentuan prioritas-prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melaksanakan tindakan yang sebenarnya.
Planning merupakan kegiatan non fisik (kejiwaan) sebelum melaksanakan
kegiatan fisik dan sangat diperlukan dalam rangka mengarahkan tujuan dan
sasaran organisasi serta tujuan suatu program pembangunan.
Hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam organisasi diantaranya dalah
rencana-rencana yang coba disusun oleh pengelola organisasi, seperti rencana kerja atau kegiatan serta anggaran yang diperlukan, teknis pelaksanaannya bisa melalui rapat-rapat, seperti:
• Rapat Kerja (pengurus organisasi) yang membicarakan rencana-rencana kerja pengurus serta kegiatan anggota yang akan dilakukan dengan satu atau lebih target yang akan dicapai.
• Rapat Anggaran, untuk menentukan berapa jumlah anggaran yang diperlukan untuk mendukung kerja organisasi atau untuk suatu event / kegiatan (wujudnya daftar RKA) atau proposal kegiatan.
b. Organizing (pengorganisasian)
Merupakan proses penyusunan pembagian kerja ke dalam unit-unit kerja dan fungsi-fungsinya serta penempatan mengenai orang yang menduduki fungsi -fungsi tersebut secara tepat. Organizing dilakukan demi perencanaan, pelaksanaan dan pembagian kerja yang tepat. Yang harus diperhatikan dalam penempatan orang (staffing) dilakukan secara obyektif.
Dalam hal pengaturan, unsur yang perlu diperhatikan & diwujudkan adalah :
• Struktur Organisasi yang mampu menunjukkan bagaimana hubungan
(relationship) antara organisasi/bagian/seksi yang satu dengan yang lain.
• Job Description yang jelas yang mampu menjelaskan tugas masing-masing
bagian.
• Bentuk Koordinasi antar bagian dalam organisasi (misal. Rapat Koordinasi antar bagian, Rapat Pimpinan antar Organisasi, dll)
• Penataan dan Pendataan Arsip & Inventaris Organisasi harus diatur dan ditata dengan baik administrasi organisasi, seperti surat masuk, surat keluar, laporanlaporan, proposal keluar, data anggota, AD/ART, GBHK, presensi, hasil rapat, inventarisasi yang dimiliki, perangkat yang dipinjam dll.
c. Motivating (pendorongan)
Merupakan proses kegiatan yang harus dilakukan untuk membina dan
mendorong semangat dan kerelaan kerja para pegawai. Motivating mencakup segi-segi perangsang baik yang bersifat rohaniah seperti kenaikan pangkat, pendidikan dan pengembangan karier, pemberian cuti dan sebagainya maupun yang bersifat jasmaniah seperti sistem upah yang menggairahkan pemberian tunjangan, penyediaan fasiliatas yang lengkap dan sebagainya.
d. Accounting (pelaporan)
Pelaporan merupakan unsur wajib yang harus dilakukan untuk menunjukkan sikap & rasa tanggung jawab dari pengurus kepada anggotanya ataupun kepada struktur yang berada diatasnya. Wujud kongkritnya adalah :
• Progress Report (Laporan Pengembangan Kegiatan) atau
• Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Kegiatan
e. Controlling (pengendalian)
Merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mengadakan
pengawasan, penyempurnaan dan penilaian sehingga dapat mencapai tujuan seperti yang direncanakan. Controlling sangat penting untuk mengetahui sampai di mana pekerjaan sudah dilaksanakan sehingga dapat dilakukan evaluasi, penentuan tindakan korektif ataupun tindak lanjut, sehingga pengembangan dapat ditingkatkan pelaksanaannya.

B. Hubungan Timbal Balik antara Manajemen, Organisasi dan Tata Kerja
1. Manajemen dan Organisasi
Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya hubungan timbale balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan di pihak lain.
Untuk dapat mencapai tujuan terasebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungssional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.
2. Manajemen dan Tata Kerja
Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana (how) agar sumber – sumber dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula.
Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, disamping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :
a) Menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
b) Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses pencapaian tujuan.
c) Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.
Jadi hubungan antara manajemen dan tat kerja dapat dilukiskan seperti dibawah ini :
Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai factor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.
Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
3. Manajemen, Organisasi, dan Tata Kerja
Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
a) Manajemen : Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antar manusia.
b) Organisasi : Alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokkan kerja sama.
c) Tata kerja : Pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.
Dari konsep tersebut, jelaslah bahwa baik manajemen, organisasi maupun tata kerja ketiganya diarahkan kepada tercapainya tujuan.

Referensi http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/hubungan-timbal-balik-anata-manajemen-organisasi-dan-tata-kerja/

Contoh Studi Kasus Dalam Organisasi

1.1. Latar Belakang
Dengan berkembangnya dunia usaha dewasa ini, sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan di sektor industri, maka persaingan antar perusahaan khususnya yang sejenis semakin meningkat untuk menjaga kesinambungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut diperlukan penanganan dan pengelolaan yang baik. Penanganan dan pengelolaan yang baik tersebut hanya dapat dilakukan oleh manajemen yang baik pula. Manajemen selain dituntut untuk dapat mengkoordinasi penggunaan seluruh sember daya yang dimliki perusahaan secara efektif dan efisien, juga dituntut dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan serta mempercepat perkembangan perusahaan. Manajemen hendaknya dapat berfikir kritis dalam mengambil setiap keputusan, agar setiap keputusan yang diambil tersebut membawa dampak yang baik bagi perkembangan perusahaan. Kemampuan berfikir kritis inilah yang dapat mengantisipasi hal-hal yang hams dilakukan perusahaan untuk dapat bertahan dalam situasi persaingan pasar yang semakin bertingkat. Selain itu, dalam mengambil suatu keputusan, manajemen hendaknya mempertimbangkan dan menilai aspek yang ada, agar keputusan tersebut memberikan hasil yang maksimal terhadap pencapaian tujuan perusahaan dalam perkembangan perusahaan.
Manajemen memerlukan suatu pedoman berupa perencanaan yang berisikan langkah-langkah yang akan dan harus ditempuh perusahaan dalam mencapai tujuannya perencanaan dapat pula berupa alat ukur dan evaluasi atas hasil sesungguhnya. Apabila hasil sesungguhnya tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan, maka manajemen harus mengevaluasi ketidaksesuaian tersebut dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Perencanaan juga merupakan alat pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan memegang peranan yang sangat penting daiam menunjang kegiatan-kegiatan perusahaan.
1
Salah satu perancanaan yang dibuat manajemen adalah perencanaan laba. Laba merupakan tujuan utama dari perusahaan karena laba merupakan sellsih antara pendapatan yang diterima (dari hasil penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan, maka perencanaan laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan dan perencanaan biaya. Perencanaan laba berisikan langkah-langkah yang akan ditempuh perusahaan untuk mencapai besarnya target laba yang diinginkan. Agar perencanaan laba berisikan langkah-langkah yang akan ditempuh perusahaan untuk mencapai besarnya target laba yang diinginkan. Agar perencanaan laba dapat dilakukan secara memadai maka diperlukan alat bantu berupa analisis break even. Analisis break even adalah suatu teknik analisis untuk mengetehui penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba (dengan kata lain labanya sama dengan nol).
Dengan melakukan analisis break even, manajemen akan memperoleh informasi tingkat penjualan minimum yang harus dicapai, agar tidak mengalami kerugian. Dari analisis tersebut, juga dapat diketahui sampai seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan boleh turun, agar perusahaan tidak mengalami kerugian oleh karena itu, analisis break even merupakan alat yang efektif dalam menyajikan informasi bagi manajemen untuk keperiuan perencanaan laba sehingga manajemen dapat memilih berbagai usulan kegiatan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pencapaian laba dimasa yang akan datang.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian yang berhubungan dengan analisis break even dengan judul: ”
Peranan Analisis Break Even Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen Dalam Menunjang Efektivitas Laba Perusahaan “.
1.2. Identifikasi Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1 Apakah Perusahaan telah melakukan analisis break even untuk produk yang dihasilkan dengan memadai ?
2 Bagaimana peranan analisis break even dalam menunjang efektivitas laba perusahaan ?
1.3. Haksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian yang penulis lakukan terutama untuk mendapatkan jawaban atas masalah yang dikemukan diatas, yaitu :
1.Untuk mengetahui perusahaan telah melakukan analisis break even untuk
produk yang dihasilkan dengan memadai.
2.Untuk mengetahui peranan anaiisis break even dalam menunjang
efektivitas laba pada perusahaan.
1.4. Kegunaan Penelitian
1 Bagi Penulis Untuk menambah wawasan mengenai analisis break even dengan melihat praktiknya secara langsung di perusahaan, juga sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir untuk meraih Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Widyatama.
2 Bagi Perusahaan Penulis berharap agar penelitian ini memberikan input dalam rangka perbaikan dan pengembangan perusahaan.
3 Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi bahan referensi dan menambah pengetahuan serta pemahaman analisis break even penerapannya.
1.5. Rerangka Pemikiran
Dalam usaha mempertahankan hidup serta memajukan perusahaan, manajemen dituntut bertindak kritis terhadap semua keputusan yang diambilnya. Karena setiap keputusan yang diambil manajemen akan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan. Faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan adalah laba.
Perusahaan akan dianggap berhasil jika mampu meningkatkan laba dan melakukan ekspansi baik dalam hal volume usaha maupun pendirian pabrik baru sebagai bagian dari perusahaan itu sendiri. Laba itu sendiri dipengaruhi oleh harga jual produk, biaya produksi, biaya non produksi serta volume penjualan. Aiat yang dapat digunakan untuk menganaiisis hubungan antara biaya, volume penjualan dan laba adalah analisis break even.
Mulyadi (1993:230) menyatakan bahwa break even (impas) adalah keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain, suatu usaha dikata impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutupi biaya tetap saja. Grafik break even memperlihatkan hubungan antara kegiatan perusahaan, biaya-biaya, pendapatan, dan laba terutama menunjukkan besar penjualan dan trbk impas. Analisis break even dalam bentuk grafik memudahkan untuk memperoleh gambaran tentang hubungan aktivitas perusahaan dengan tingkat pendapatan dan biaya serta laba. Meski demikian, dikenal juga perhitungan analisis break even dengan menggunakan rumus matematis. Dengan penentuan titik break even, perusahaan akan mengetahui tingkat produksi dan penjualan yang harus segera dicapai agar perusahaan tidak merugi.
O’eh karena itu, jika perusahaan tidak mencapai hasil penjualan yang lebih besar dari penjualan pada titik break even, dengan kata lain hasil penjualan setelah dikurangi biaya variabel dan tidak bisa menutupi biaya tetap, maka perusahaan tersebut mengalami kerugian. Maka dari itu, manajemen akan berusaha untuk mencapai hasil penjualan yang lebih besar dari break even, sehingga dapat diperoleh laba. Analisis break even penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan terutama dalam hal kebijakan penjualan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Analisis Break Even sebagai aiat bantu manajemen yang memadai berperan dalam menunjang efektivitas laba perusahaan”.
1.6. Metode Peneiitian
Dalam melakukan peneiitian penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu mengumpulkan data untuk kemudian diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang ada sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek peneiitian. Adapun pendekatan yang digunakan dalam peneiitian ini adalah Studi Kasus.
Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan dua pendekatan yaitu:
1. Peneiitian lapangan (Field Reserch) Merupakan peneiitian yang dilakukan terhadap objek peneiitian secara langsung guna mengolah data primer yang diperlukan. Teknik Peneiitian dapat dilakukan dengan cara :
a. Observasi
Dilakukan dengan cara mengamati secara langsung objek yang diteliti.
b. Wawancara Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pejabat yang berwenang atau bagian lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
c. Kuesioner Yaitu suatu tehnik pengumpulan data dengan cara menyusun pertanyaan terstruktur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
2. Peneiitian Kepustakaan (Library Reserch) Yaitu peneiitian sebagai usaha untuk memperoleh keterangan dari data dengan cara membaca dan mempelajari bahan-bahan dari buku-buku literatur, catatan kuliah serta sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti agar memperoleh pemahaman yang mendalam serta menunjang proses pembahasan mengenai masalah-masalah yang diidentifikasikan.
Sesuai dengan hipotesis yang dipilih penulis yaitu “Analisis Break Even Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen Yang Memadai Berperan Oaiam Menunjang Efektivitas Laba Perusahaan” terdapat dua variabel yaitu :
1 Variabel Bebas {Independen Variable). Suatu variabel digolongkan sebagai variable independen (bebas) apabila dalam hubungannya dengan variabel lain, variabel tersebut fungsinya menerangkan/mempengaruhi keadaan variabel lainnya. Variabel bebas dari hipotesis yang penulis tetapkan adalah analisis break even sebagai aiat bantu bagi manajemen yang ‘memadai karena variabel ini berdiri sendiri dan mempengaruhi efektivitas laba.
2 Variabel Terikat {Dependen Variable) Suatu variabel digolongkan variable dependen (terikat) apabila dalam hubungannya dengan variabel lain, keadaan variabel tersebut diterangkan/ dipengaruhi oleh variabel yang diharapkan. Variabel terikat dari hipotesisl yang penulis tetapkan adalah efektivitas laba perusahaan, karena ini tidak berdiri sendiri dan dipengaruhi oleh analisis break even.

Referensi http://pustakaonline.wordpress.com/2008/03/21/peranan-analisis-break-even-sebagai-alat-bantu-bagi-manajemen-dalam-menunjang-efektivitas-laba-perusahaan-studi-kasus-pada-pt-mbt-utama/

Contoh Struktur Bagan Organisasi

Jumat, 18 Maret 2011

ORGANISASI

1. Kenapa organisasi ada ?

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana - prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

2.Sejarah Organisasi

Asal mula kata ini berasal dari Departemen Keuangan Inggris.Pada dewan keuangan kerajaan Inggris setelah Perang Dunia ke 2 .Namanya adalah Devisi dan Organisasi.
Setelah Perang Dunia ke 2,Negara pemenang perang dunia tersebut mengadakan usaha – usaha yang tepat untuk dapat segera merehabilitasi ekonomi dan keuangan.Bagian devisi Organisasi dan Manajemen diberikan tugas untuk menemukan segala masalah administrasi yang dihadapi ,kemudian menentukan sebab – sebab berikut cirri-ciri masalah tersebut yang akhirnya dianalisa untuk menetapkan dan menyajikan cara pemecahannya.
Dari gambaran tersebut Organisasi dan manajemen dapat diibaratkan sebagai seorang dokter yakni dokter administrasi yang bertugas mengadakan prognosi untuk menentukan penyakit ,mengadakan diagnosis untuk menentukan cirri-ciri dan jenis penyakit kemudian menentukan sebab terjadinya penyakit dan memberikan terapi pengobatan atau problem solusion.
Dari situlah kemudian devisi Organisasi dan Manajemen berkembang,di Amerika dinamakan Administrasi dan Manajemen . Di Indonesia sendiri devisi Organisasi dan Manajemen istilah lainnya Organisasi dan Tata Kerja,Organisasi dan Efisiensi dan Litbang. 

3. Tipe-tipe Organisasi

a)Tipe organisasi garis atau line
Tipe ini adalah bentuk / struktur organisasi yang paling tua dan paling sederhana diciptakan oleh Henry Fayol.
Ciri-ciri tipe organisasi garis ini adalah :
Organisasi masih kecil.
§
Jumlah karyawan sedikit.
§
Spesialisasi kerja masih kecil.
§
Keuntungannya adalah :
Mudah dimengerti dan dilaksanakan.
§
Ada bagian kekuasaan dan tanggung jawab yang jelas.
§
Merupakan jenis organisasi yang stabil.
§
Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat.
§
Solidaritas karyawan yang tinggi karena saling mengenal.
§
Kerugiannya adalah :
Seluruh orang terlalu bergantung pada satu orang.
§
Bersifat otokratis dan dapat menjadi diktatoris.
§
Kesempatan karyawan untuk berkembang sangat terbatas.
§
Sulit dilaksanakan dalam suatu organisasi yang besar.
§

b)Tipe organisasi Fungsional
Tipe ini diciptakan oleh F.W.Taylor. Dalam tipe ini ada pimpinan yang mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang memberi komando kepada setiap bawahan sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut.
Keuntungan Tipe ini adalah :
Dapat diperolejh manfaat yang sebesar-besarnya dari para ahli.
§
Ada koordinasi yang baik.
§
Memudahkan dalam pengawasan
§
Kerugian tipe ini adalah :
Banyak mengeluarkan biaya tambahan.
§
Kekembaran kekuasaan dapat menimbulkan perselisihan / konflik.
§
Pandangan para pekerja yang merasa terlalu banyak atasan.
§

c)Tipe organisasi Garis dan Staf
Tipe ini merupakan gabungan dari tipe garis dan fungsional, sehingga menyebar struktur orgasnisasi tersebut.

d)Tipe Organisasi Fungsional dan Staf
Tipe ini adalah perpaduan antara tipe orrganisasi garis, fungsional dan staf.

Referensi :
* http://aldi-situmorang.blogspot.com/2009/11/asal-usul-organisasi-dan-metode.html
* id.wikipedia.org/wiki/Organisasi & catatan-sefty.blogspot.com/2008/.../tipe-tipe-organisasi.html